Minggu, 28 April 2013

metode ilmiah


A.Metode ilmiah
1.    Pengertian
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Metode secara etimologis berasal dari kat yunani meta yang berarti sesudah dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode berarti langkah-langkah yang diambil, menurut urutan tertentu, teknik, atau jalan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apapun, baik, pengetahuan humanistik dan historis, ataupun pengetahuan filsafat dan ilmiah[1].
Metode ilmiah merupakan:
a)    Cara untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.
b)   Sintesis antara berpikir rasional dan bertumpu pada data empiris.

2.    Karakteristik metode ilmiah
a)    Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
b)   Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
c)    Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula
d)   Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
e)    Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan[2].


3.    Langkah-langkah metode ilmiah, sebagai berikut:

a)    Penemuan atau penentuan masalah
Disini secara sadar kita kita menetapkan masalah yang akan kita telaah dengan ruang lingkup dan batas-batasnya. Ruang lingkup permasalahan ini harus jelas. Demikian juga batas-batasnya, sebab tanpa kejelasan ini kita akan mengalami kesukaran dalam melangkah kepada kegiatan berikutnya, yakni perumusan kerangka masalah.

b)   Perumusan kerangka masalah
Merupakan usaha untuk mendeskripsikan masalah dengan lebih jelas. Pada langkah ini kita mengidentifikasikan faktor-faktor yang terlibat dalam masalah tersebut. Faktor-faktor tersebut membentuk suatu kerangka masalah yang terwujud gejala yang sedang kita telaah.

c)    Pengajuan hipotesis
Merupakan  usaha kita untuk memberikan penjelasan sementara mengenai hubungan sebab akibat yang mengikat faktor-faktor yang membentuk kerangka masalah tersebut. Hipotesis ini pada hakikatnya merupakan hasil suatu penalaran induktif. Dengan mempergunakan pengetahuan yang sudah kita ketahui kebenarannya.



d)   Deduksi dari hipotesis
Merupakan langkah perantara dalam usaha kita untuk menguji hipotesis yang diajukan. Secara deduktif, kita menjabarkan konsekuensinya secara empiris. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa deduksi hipotesis merupakan identifikasi fakta-fakta apa saja yang dapat kita lihat dalam dunia fisik yang nyata, dalam hubungannya dengan hipotesis yang kita ajukan.

e)    Pembuktian hipotesis
Merupakan usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta sebagaimana telah disebutkan diatas. Kalau fakta-fakta tersebut memang ada dalam dunia empiris kita, maka dinyatakan bahwa hipotesis tersebut telah terbukti, sebab didukung oleh fakta-fakta yang nyata. Jika hipotesis itu tidak terbukti maka hipotesis itu di tolak kebenarannya dan kita kembali mengajukan hipotesis yang lain, sampai kita menemukan hipotesis tertentu yang didukung oleh fakta.

f)    Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah
Hipotesis yang telah terbukti kebenarannya merupakan pengetahuan baru dan diterima sebagai bagian dari ilmu. Atau dengan kata lain, hipotesis tersebut sekarang dapat kita anggap sebagai (bagian dari) suatu teori ilmiah. Secara luas, teori ilmiah dapat diartikan sebagai suatu penjelasan teoritis mengenai suatu gejala tertentu. Pengetahuan ini dapat kita gunakan untuk penelaahan selanjutnya, yakni sebagai premis dalam usaha kita untuk menjelaskan berbagai gejala yang lainnya. Dengan demikian, maka proses kegiatan ilmiah sebagai mulai berputar lagi dalam suatu daur, sebagaimana yang telah ditempuh dalam rangka mendapatkan teori ilmiah tersebut.
           
Keseluruhan langkah ini harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. Meskipun langkah-langkah tersebut tersusun dalam urutan yang teratur, dimana  secara konseptual langkah yang satu merupakan persiapan bagi langkah yang lainnya, namun dalam prakteknya sering terjdi penyimpangan. Umpamanya saja dari langkah pertama melompat ke langkah ketiga kemudian kembali lagi kelangkah kedua lalu kelangkah ketiga lagi dan seterusnya. Hubungan antara langkah-langkah ini tidak bersifat statis, melainkan dinamis, langkah yang satu menjelaskan langkah-langkah yang lainnya. Dengan jalan ini maka ditemukanlah pengetahuan-pengetahuan yang konsisten dengan pengetahuan sebelumnya dan didukung oleh fakta-fakta disekeliling kehidupan kita. Lihat skema langkah-langkah dalam metode ilmiah[3].
           
B. Peran teknologi dalam perkembangan ilmu
            Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan yang efisien dari ilmu, ketrampilan, dan bahan untuk memproduksi benda-benda kebudayaan. Dalam teknologi, kerjasama antara pikiran dan tangan merupakan alat yang efektif untuk memproduksi barang. Melalui kerjasama antara pikiran dan tangan, manusia yang tidak lengkap ini mampu bertahan untuk hidup, tidak saja dalam menghadapi binatang buas yang lebih kuat dan secara ilmiah lebih diperlengkapi, tetapi juga dalam menghadapi keganasan alam. Untuk mempertahankan diri terhadap binatang buas misalnya, manusia primitif membuat senjata. Sedangkan untuk mempertahankan diri terhadap perubahan cuaca, mereka membuat baju, tempat tinggal, membuat api, dan lain-lain. Melalui teknologi orang telah mampu memperluas jangkauannya dengan membuat gerobak, kapal, mobil, dan kapal terbang. Disamping memperkuat dan memperluas jangkauan tangan, teknologi mampu juga menyempurnakan organ-organ tubuh yang lainnya. Alat-alat optik misalnya, mampu membantu mata melihat benda-benda yang sangat kecil atau yang letaknya sangat jauh. Telepon dan radio mampu meningkatkan kemampuan manusia dalam mendengar dan komputer dalam memikir.
            Bila dipandang secara keseluruhan maka perkembangan teknologi menunjukkan kemajuan yang terus-menerus. Pada tahap pertama perkembangan kebudayaan, teknologi baru membantu pekerjaan yang dilakukan dengan tangan manusia. Kemudian dengan digunakannya binatang, roda, dan gas, setahap demi setahap tenaga alam menggantikan tenaga manusia. Mesin-mesin makin lama makin disempurnakan dan menjadi lebih kuat sesuai dengan adanya perkembangan di bidang tenaga uap, tenaga listrik, dan tenaga nuklir. Sejalan dengan perubahan setahap demi setahap dari penggunaan secara langsung tangan manusia pada alat-alat dan mesin maka terjadi pula perubahan dari penggunaan hasil alam secara langsung kepada penggunaan hasil bahan-bahan sintesis hasil teknologi.
            Sekarang kemajuan teknologi sudah sampai pada pengembangan otomatisasi. Misalnya sudah bukan lagi pada peningkatan kemampuan organ-organ tubuh manusia, akan tetapi sudah sampai pada meniru perbuatan manusia sebagai suatu sistem tertutup. Dalm otomatisasi, mesin mengambil alih segala pekerjaan yang tadinya dilakukan manusia.
            Kemajuan teknologi ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan individual, sosial dan kebudayaan. Dengan adanya peningkatan produksi yang tinggi maka berbagai macam kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan lebih baik. Tetapi dilain pihak teknologi cenderung membuat manusia menjadi suatu unit yang abstrak dari suatu masyarakat dan kebudayaan teknologi. Jad, inti dari masalah kehdupan modern adalah proses menjad abstrak, yang dapat melemahkan kehidupan pribadi dan hubungan sosial. Kepibadan kehilangan perasaan aman, dan dalam kehidupan sosal, perasaan setia kawan menjadi berkurang.
            Teknologi, pada dasarnya adalah suatu hasil dari proses evaluasi secara teoritis dan ekonomis. Proses evaluasi secara teoritis menghasilkan pengetahuan yang diperlukan tentang alam. Sedangkan proses evaluasi secara ekonomis memungkinkan adanya efisiensi dalam pembuatan benda-benda berdasarkan pengetahuan teoritis. Karena itu, prestasi terbesar dari teknologi adalah dalam menghasilkan benda-benda ekonomi. Akan tetapi, tentu saja masalah efisiensi ini juga penting pada benda-benda kebudayaan lainnya.
            Teknologi tidaklah hanya menjangkau benda-benda yang bersifat materi saja. Teknologi daat juga menjangkau ruang lingkup benda-benda nonmateri, seerti konsep, ide, gagasan, cita-cita, norma, dan sebagainya. Dalam ruang lingkup benda-benda nonmateri, peranan benda-benda instrumen seperti isyarat dan simbol sangatlah penting. Bahsa merupakan suatu sistem dari simbol.
            Baik pengetahuan filsafat maupun pengetahuan ilmu tidak dapat menjawab seluruh permasalahan manusia dengan tuntas, atau kebenarannya karena bersifat nisbi (relatif). Apabila kita ingin memperoleh jawaban yang tuntas dari segala permasalahan hidup dan kehidupan manusia maka kita harus mengejar jenis pengetahuan yang terakhir, ialah pengetahuan agama, yang memiliki kebenaran yang mutlak (absolut), karena bersumber dari yang mahamutlak, mahabenar, mahabijaksana, maha pengasih, dan maha penyayang[4].
1.    Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan
Pada dasarnya pengaplikasian TIK masih terbatas. TIK belum di gunakan secara meluas kebanyakan hanya di gunakan sebagai alat keperluan komunikasih dari pada sarana keperluan  internatif.
Model pembelajaran campuran yang baru mulai muncul. Pembelajaran tatap muka dan aktivitas belajar online, video, multimedia dan sarana telekomunikasi menunjang berbagai proses pembelajaran, kadangkala dalam bentuk kombinasi dan kadangkala dalam bentuk yang lebih terintegrasi.
TIK sudah menjadi suatu daya penggerak perubahan bidang pendidikan dan mereka adalah suatu bagian integratif dari kebijakan dan rencana pendidikan nasional. Bukti yang berkembang menunjukkan semakin banyak negara yang mulai melengkapi sekolah mereka dengan komputer untuk mencapai reformasi sekolah atau usaha peningkatan sekolah atau bahkan untuk memberi sekolah mereka suatu penampilan modern dan bertenologi.
2.    Upaya Pemberdayaan Internet Untuk Pendidikan
Saat ini dunia telah berada dalam era komunikasi instan atau dikenal pula sebagai era informasi. Era informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), khususnya komputer dan internet. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide areal network) termasuk komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa saling melakukan komunikasi satu sama lain. Sebenarnya, internet awalnya lahir untuk suatu keperluan militer di Amerika Serikat. Pada awal tahun 1969 Advanced Research ProjectAgency (ARPA) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, membuat suatu eksperimen jaringan yang diberi namaARPAnet untuk mendukung keperluan penelitian (riset) kalangan militer. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya jaringan ini dipergunakan untuk keperluan riset perguruan tinggi, yang dimulai dengan University of California, Stanford Research Institute dan University of Utah (Cronin, 1996). Fasilitas aplikasi Internet cukup banyak sehingga mampu memberikan dukungan bagi keperluan militer, kalangan media massa, kalangan bisnis, maupun kalangan pendidikan.[5]
Dampak yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi ada yang berdampak positif dan ada juga yang berdampak negatif. Diantaranya dampak terhadap kebutuhan pokok manusia yaitu pada pangan dan sandang. Dan terhadap sumber daya manusia.
Ilmu pengetahuan mempunyai peranan penting dalam perkembangan teknologi. Tetapi dalam berbagai masalah teknologi terdapat unsur yang tidak di jumpai dalam ilmu pengetahuan yaitu dalam masalah pengembalian keputusan. Persyaratan pengambilan keputusan ini mengandung empat unsur, yaitu: Model, persyaratan (kreteria), kendala (coustranit), optimasi.[6]



[1] Filsafat ilmu,ugm
[3] Burhanuddin salam, sejarah filsafat ilmu dan teknologi, (jakarta: PT bineka cipta, 2000), h.22-24.
[4] Burhanuddin salam, sejarah filsafat ilmu dan teknologi, (jakarta: PT bineka cipta, 2000), h.20-22.
[5] Prof. Dr. Mustaji, M.Pd. Disajikan dalam seminar AKAL Interaktif di TB. Gramedia EXSPO Surabaya,Tanggal 29 Januari 2011
[6] Abu Ahmadi , Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991) h. 109-110

Tidak ada komentar:

Posting Komentar