BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar,
yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata
pelajaran. Pembelajaran kuantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan
segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk
belajar.
Selama ini proses belajar tidak pernah merujuk atau mendasarkan kegiatannya
pada cara-cara bekerjanya otak. Seseorang yang sedang belajar akan mengetahui
bagaimana menyimpan apapun yang telah dipelajari secara awet. Atau dia akan tau
bagaimana cara mengeluarkan kembali apa yang disimpannya tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar serta alasan Quantum Teaching dan Learning
digunakan sebagai model dan strategi pembelajaran ?
2. Bagaimana strategi pembelajaran Quantum Teaching dan Learning ?
3. Bagaimana implementasi pembelajaran Quantum Teaching dan Learning?
4. Bagaimana perbedaan dan manfaat model pembelajaran Quantum Teaching dan Learning?
C.
Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar serta alasan dari model dan strategi pembelajaran
Quantum Teaching dan Learning
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi dari model dan strategi pembelajaran
Quantum Teaching dan Learning
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari model dan strategi
pembelajaran Quantum Teaching dan Learning
4. Untuk mengetahui apa perbedaan dan manfaat dari model pembelajaran Quantum Teaching dan Learning
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar dan Alasan Quantum Teaching dan Learning
Cara paling mudah untuk memahami istilah
quantum adalah dengan menelusuri sejarah lahirnya istilah ini. Quantum learning
diperkenalkan oleh Bobby Deporter. Quantum learning mengungkapkan bahwa setiap
orang sebenarnya memiliki potensi otak yang sama besar dengan Einstein. Tinggal
bagaimana mengolahnya. Menurut quantum learning, terdapat tiga tipe modalitas
belajar manusia yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestesial. Bila seseorang
mampu mengenali tipe belajarnya dan melakukan pembelajaran yang sesuai maka
belajar akan terasa sangat menyenangkan dan memberikan hasil yang optimal. Pembelajaran
dapat dilakukan di berbagai tempat dan tidak harus mengambil bentuk kelas di
sekolah.
Quantum learning mengerahkan segenap usaha
untuk menemukan cara belajar paling efektif dan cepat. Jadi, dengan quantum
learning kita belajar cara belajar. Kita akan mendaptkan cara membaca cepat,
menghafal cepat dan menjadi kreatif sesuai dengan gaya kita masing-masing.[1] Sedangkan Quantum Teaching adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam
rancangan, penyajian, dan fasilitas Supercamp yang diciptakan berdasarkan
teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Luzanov), Multiple
Intelligence (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Ginder dan
Bandler), Experiental Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative
Learning (Johnson and Johnson), dan Elemen of Effective Intruction
(Hunter).[2]
Selain itu, Quantum Teaching juga dapat
diartikan sebagai pendekatan pengajaran untuk membimbing peserta didik agar mau
belajar. Menjadikan sebagai kegiatan yang dibutuhkan peserta didik. Di samping
itu untuk memotivasi, menginspirasi dan membimbing guru agar lebih efektif dan
sukses dalam mengasup pembelajaran sehingga lebih menarik dan menyenangkan.
Dengan demikian, diharapkan akan terjadi lompatan kemampuan peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan.[3]
Pembelajaran kuantum bersandar pada suatu
konsep yaitu bawalah dunia siswa ke dunia guru dan antarkan dunia guru ke
dunia siswa. Ini dapat berarti bahwa langkah pertama seorang guru adalah
memahami atau memasuki dunia siswa. Tindakan ini akan memberi peluang/izin pada
guru untuk memimpin, menuntun dan memudahkan kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mengaitkan apa yang akan diajarkan guru dengan sebuah peristiwa,
pikiran atau perasaan, setelah kaitan itu terbentuk maka siswa dapat dibawa ke
dunia guru dan memberi siswa pemahaman tentang isi pembelajaran. Pada tahap ini
rincian isi pembelajaran dijabarkan.
Secara eksplisit dalam ilmu pendidikan Islam
belum dijumpai rumusan teori pengajaran yang mirip dengan Quantum Teaching. Hal
ini dapat dimaklumi, mengingat Ilmu Pendidikan Islam terlambat perkembangannya
dibandingkan dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya seperti fiqh, ilmu kalam,
tafsir, hadits dan sebagainya.
Quantum Teaching juga memiliki lima atau kebenaran
tetap. Serupa dengan asas utama, sebagaimana disebutkan di atas,
prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Prinsip
tersebut ada lima, yaitu:
No
|
Prinsip
|
Penerapan dikelas
|
1
|
Segalanya berbicara
Semua yang ada di lingkungan kelas baik didalam maupun diluar kelas
semuanya mengirimkan pesan tentang pembelajaran
|
Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu merancang/mendesai segala aspek
yang ada dilingkungan kelas (guru, media pembelajara dan siswa) maupun diluar
kelas (guru lain, kebun sekolah, kantin sekolah dll) sebagai sumber belajar
bagi siswa
|
2
|
Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam proses belajar mengajar mempunyai tujuan
|
Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam proses beajar mengajar harus
memiliki tujuan. Dan tujuan tersebut harus dijelaskan kepada siswa.
|
3
|
Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari
|
Mempelajari segala sesuatu dalam proses belajar mengajar harus dilakukan
dengan cara memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa ataupun memberikan
informasi sedikit tentang apa yang akan dipeljari. Dengan begitu siswa dapat
mengambil kesimpulan sendiri. Guru harus mampu merancang pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan penelitian sendiri dan berhasil menyimpulkan.
Dalam hal ini guru harus menciptakan simulasi konsep agar siswa memperoleh
pengelaman.
|
4
|
Akui setiap usaha
Siswa patut mendapatkan pengakuan atas prestasi dankepercayan dirinya
|
Guru harus mampu memberi penghargaan / pengakuan pada setiap usaha siswa.
Jika usaha siswa jelas salah, guru harus mampu memberi pengakuan/penghargaan
walaupun usaha siswa salah dan seacara perlahan membetulkan jawaban siswa
yang salah. Jangan mematikan semangat siswa untuk belajar.
|
5
|
Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Perayaan dapat memberi umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan
asosiasi positif dengan belajar
|
Dalam hal ini guru harus memiliki strategi untuk memberi umpan balik
positif yang dapat mendorong semangat belajar siswa. Berilah umpan balik
positif pada setiap usaha siswa, baik secara berkelompok maupun secara
individu.
|
Kelima prinsip yang terdapat dalam Quantum Teaching ini terdapat pula dalam
ajaran Islam. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, bahwa prinsip segala sesuatu itu berbicara sebagimana yang
terdapt dalam Quantum Teaching juga ada dalam Islam. Menurut Islam bahwa segala
sesuatu memiliki jiwa atau personalitas.
Kedua, bahwa prinsip yang ada dalam Quantum Teaching, yaitu bahwa segalanya
bertujuan adalah juga ada dalam ajaran Islam. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat
yang artinya: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali-Imran, 3:
191). Atas dasar ini, maka seluruh ciptaan Tuhan harus digunakan sebagai media
untuk meningkatkan pengetahuan.
Ketiga, bahwa prinsip memberikan pengalaman sebelum pemberian nama
sebagaimana terdapat dalam Quantum Teaching, juga sejalan dengan prinsip yang
adadalam ajaran Islam.
Keempat, bahwa prinsip yang terdapat dalam Quantum Teaching yaitu akui
setiap usaha juga sesuai dengan prinsip yang
terdapat dalam ajaran Islam. Di dalam ajaran Islam terdapat predikat
yang diberikan kepada seseorang yang didasarkan pada usahanya.
Kelima, bahwa prinsip rayakan jika layak dirayakan sebagaimana terdapat
dalam Quantum Teaching juga terdapat dalam ajaran Islam. Selanjutnya
langkah-langkah dalam Quantum Teaching yang mampu menggairahkan suasana belajar
mengajar yang terdapat dalam istilah Tandur sebagaimana telah dijelaskan di
atas juga sejalan dengan ajaran Islam. [4]
Dengan diterapkannya prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang terdapat
dalam Quantum Teaching ini, maka suasana belajar akan terlihat dinamis,
demokratis, menggairahkan dan menyenangkan anak didik, sehingga mereka dapat
bertahan berlama-lama dalam ruangan tanpa mengenal lelah atau bosan.
B. Strategi Pembelajaran Quantum Teaching & Learning
Timbulnya berbagai permasalahan dalam setiap proses prembelajaran mendorong
beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan beberapa strategi pembelajaran,
salah satunya adalah strategi pembelajaran kuantum (Quantum Teaching).
Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang
memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran.
Pembelajaran kuantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala
nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam
lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk
belajar.[5]
Quantum Learning berakar dari upaya Dr. George Lozanov seorang pendidik
kebangsaan Bulgariayang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai
suggestolory atau suggestopodia. Prinsipnya adalah sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan
sugesti positif ataupun negatif.
Teknik untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara
nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan prestasi individu,
menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan
informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran
sugesti.
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan suggestology adalah
pemercepat belajar, adalah memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan
yang mengesankan, dengan upaya yang normal. Dan dibarengi kegembiraan Quantum
Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP),
yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.
Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat
digunakan untuk menciptakan aliran pengertian antara siswa dan guru. Quantum
Learning menggabungkan suggestology, teknik pemercepatan belajar, dan NLP
dengan teori keyakinan, termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai
teori dan strategi belajar yang lain, seperti:
a.
Teori otak kanan/ kiri;
b.
Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan
kinestik)
c.
Teori kecerdasan ganda
d.
Pendidikan holistik
e.
Belajar berdasarkan pengalaman
f.
Belajar dengan simbol
g.
Simulasi/ permainan.[6]
C.
Implementasi Quantum Teaching & Learning
1.
Teknik-Teknik Quantum Teaching & Learning
Quantum Teaching menawarkan model-model
pembelajaran yang berprinsip memberdayakan potensi siswa dan kondisi di
sekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK dan TANDUR.
a.
Teknik AMBAK
AMBAK adalah suatu teknik penting dalam
Quantum Teaching. AMBAK merupakan singkatan dari APA MANFAAT BAGIKU. Teknik ini
menekankan bagaimana sedapat mungkin bisa menghadirkan perasaan dalam diri
siswa bahwa apa yang mereka pelajari akan memberikan manfaat yang besar. Secara
terperinci teknik AMBAK bisa dijelaskan sebagai berikut:[7]
1)
Apa yang dipelajari
Dalam pelajaran akhlak tentang akhlak terpuji misalnya,
guru hanya menetapkan prinsip dari akhlaq-akhlaq tersebut, anak didiklah yang
menentukan berbagai tema pelajaran sebagai contohnya. Misalnya, mereka di bawah
ke sebuah pasar lalu dibiakan mengamati segala interaksi yang ada di pasar,
baik antara penjual dan pembeli maupun para pengunjung yang ada di pasar.
2)
Manfaat
Kadang guru lupa menjelaskn manfaat yang diperoleh dari
pelajaran yang diajarkan. Contohnya, pelajaran tenteng berwudlu. Guru tidak
hanya menjelaskan syarat sah dan rukun wudlu, tetapi lebih dari itu guru harus
bisa menjelaskan kepada siswa apa hikmah yang bisa diambil dari berwudlu.
Intinya guru harus mendorong siswa bisa memahami sesuatu situasinya yang
sebenarnya (insight), sehingga siswa tertantang untuk mempelajari semua hal
dengan lebih mendalam.
3)
Bagiku
Manfaat apa yang akan saya dapat di kemudian hari dengan
mempelajari ini semua. Misalnya, pelajaran bersuci dengan tayammum. Mungkin
bagi siswa yang berada di daerah dengan paskoan air melimpah, mungkin pelajaran
tayammum tidak banyak memberikan arti. dalam kondisi ini, guru harus bisa
menjelaskan kepada siswa bahwa suatu ketika model bersuci dengan tayammum pasti
akan bermanfaat, terlebih ketika dalam suatu perjalanan tidak menemukan air
atau ketika sakit yang tidak diperkenankan terkena air.
Teknik AMBAK dia atas, meneunjukkan kepada
kita betapa Quantum Teaching lebih menekankan pada pembelajaran yang sarat
makna dan sistem nilai yang bisa dikotribusikan kelak saat anak dewasa nanti.
b.
Teknik TANDUR
Teknik pembelajaran Quantum Teaching yang lain yang dapat digunakan adalah
teknik TANDUR, yakni:
1)
Tumbuhkan
Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya
Bagiku” dan manfaatkan kehidupan siswa. Dengan demikian, seorang guru tidak
hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga
fasilitator, mediator, dan motivator. Dalam MP PAI, misalnya guru harus bisa
menjelaskan kepada siswa akan pentingnya belajar PAI. Di samping itu guru juga harus
memotivasi siswa bahwa belajar agama dapat menunjang perbaikan pribadi pada
masa sekarang dan masa yang akan datang.
2)
Alam
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua siswa. Artinya, bagaimana guru bisa mengahadirkan suasana alamiah
yang tidk membedakan antara yang satu dengan yang lain. Memang, tidak bisa
dipungkiri bahwa kemampuan masing-masing siswa berbeda, namun hal itu tidak
boleh menjadi alasan bagi guru mendahulukan yang lebih pandai dari yang kurang
pandai. Semua siswa harus mendapat perlakuan yang sama.
3)
Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi
terlebih dahulu terhadap sesuatu yang akan diberikan kepada siswa. Guru sedapat
mungkin memberikan pengantar terhadap materi yang hendak disampaikan. Hal ini
dimaksudkan agar ada informasi pendahuluan yang bisa diterima oleh siswa.
selain itu, guru diharapkan juga bis amembuat kata kunci terhadap hal-hal yang
dianggap sulit. Dengan kata lain, guru harus bisa membuat sesuatu yang sulit
menjadi sesuatu yang mudah. [8]
4)
Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa
mereka tahu”. Sering kali dijumpai ada siswa yang mempunyai beragam kemampuan,
akan tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk menunjukkannya. Dalam
kondisi ini, para guru harus tanggap dan memberikan kesempatan kepada mereka
untuk unjuk rasa dan memberikan motivasi agar berani menunjukkan karya-karya
mereka kepada orang lain.
5)
Ulangi
Tunjukkan kepada siswa bagaimana cara mengulangi materi
secara efektif. Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu
siswa mengingat materi yang disampaikan guru dengan mudah.
6)
Rayakan
Keberhasilan dan prestasi yang diraih siswa, sekecil
apapun, harus diberi apresiasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong
mereka memperkuat rasa tanggung jawab. Perayaan akan mengajarkan kepada mereka
mengenai motivasi hakiki tanpa “insentif”. Siswa akan menanti kegiatan belajar,
sehingga pendidikan mereka lebih dari sekedar mencapai nilai tertentu. Hal ini
untuk menummbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada gilirannya akan
melahirkan kepercayaan diri untuk berprestasi lebih baik lagi.[9]
c.
Teknik ARIAS
Pembelajaran dengan teknik ARIAS terdiri dari
lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction)
yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan
satu-kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat
masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk
membangkkitkan dan menngkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.[10]
1)
Assurance (percaya diri)
Siswa yang memiliki sikap percaya diri
memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang
baik secara terus-menerus. Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan
kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai
keberhasilan yang optimal.
2)
Relevance
Yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik
berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan
dengan kebutuhan sekarang atau yang akan datang. Dengan tujuan yang jelas
mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang
akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan anatara kemampuan yang
telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali.
3)
Interest
Adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian
siswa. Dalam kegiatan pembelajaran minat/perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga
harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu,
guru harus memerhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian
dalam kegiatan pembelajaran. Minat/perhatian merupakan alat yang sangat berguna
dalam usaha mempengaruhi hsil belajar siswa.
4)
Assessment
Yaitu yang berhubungan dengan evaluasi
terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang
memberikan keuntungan bagi guru dan siswa. Bagi guru evaluasi merupakan alat
untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk
memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk
merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar.
Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi
berprestasi.[11]
5)
Satifaction
Yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga,
puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah
reinforcement (penguatan). Sisa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai
sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan
kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan
berikutnya.
d.
Teknik PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertnyakan, dan mengemukakan gagasan. Jika pembelajaran
tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.[12]
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah
sebagai berikut: siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
PAKEM?
1)
Memahami sifat yang dimiliki anak
2)
Mengenal anak secara perorangan
3)
Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
4)
Mengembangkan segala kemampuan siswa
5)
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik
6)
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7)
Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar
8)
Membedakan antara aktif fisik dan aktif
mental.[13]
2.
Model Quantum Teaching & Learning
Model pembelajaran Quantum teaching dan
learning dibagi atas dua kategori, yaitu konteks dan isi. Konteks meliputi (1)
lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, (4) rancangan. Sedangkan isi mencakup
masalah penyajian dan fasilitasai (mempermudah proses belajar).
Dalam konteks, guru dituntut harus mampu
mengubah: (1) suasana yang memberdayakan untuk kegiatan PBM, (2) landasan yang
kukuh untuk kegiatan PBM, (3) lingkungan yang mendukung PBM dan (4) rancangan
pembelajaran yang dinamis. Sedangkan dalam isi guru dituntut untuk mampu
menerapkan keterampilan penyampaian isi pembelajaran dan srtategi yang
dibutuhkan siswa untuk bertanggungjawab atas apa yang dipelajarinya.[14]
No
|
Model konteks
|
Penerapan dalam kelas
|
1
|
Lingkungan
|
Hal ini terkait dengan penataan ruang
klas seperti penataan meja kursi belajar, pencahayaan, penataan media
pembelajaran, gambar / poster pada dinding kelas, tanaman dikelas, penataan
alat bantu mengajar (media audiovisual). Semua yang ada di dalam kelas harus
ditata sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan merangsang suasana
belajar yang menyenangkan dan kondusif. Rasio jumlah siswa dengan luas
ruangan belajar harus seimbang. Jika dalam suatu ruangan siswa terlalu banyak
maka sulit menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
|
2
|
Suasana
|
Hal ini terkait dengan suasana batin
siswa saat belajar. Lingkungan fisik kelas yang menyenangkan belum tentu bisa
menumbuhkan dan merangkan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif.
Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang
menyenagkan dengan berbagai cara seperti bersikap simpatik, ramah, raut wajah
yang penuh kasih saying, humoris, suara yang lembut tetapi jelas dan
sebaginya.
|
3
|
Landasan
|
Merupakan kerangka kerja yang harus
disepakati bersama oleh guru dan murid. Landasan ini mencakup:
1.
Tujuan yang sama
2.
Prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang sama
3.
Keyakinan kuat mengenai belajar dan
mengajar
4.
Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan
peraturan yang jelas.
|
4
|
Rancangan
|
Hal ini terkait kemampuan guru untuk
mampu menumbuhkan dan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
Menumbuhkan dan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti penggunaan berbagai media (visual, audio,
kinestik) dalam pembelajaran.
|
D.
Perbedaan dan Manfaat Quantum Teaching dan Quantum Learning
Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang
sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan,
sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Quantum Teaching diarahkan untuk
proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa,
merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Quantum Teaching terangkum
dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan
Rayakan. Sementara itu, Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar
dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara
cepat, menyenangkan, dan berkesan. Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru
dan Quantum Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai
pembelajar. Sebagai guru, tentunya perlu
mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.
Dalam Quantum Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang mampu
memainkan berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas
dengan daya tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya,
bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam
Quantum Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum
berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang
diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa
dengan berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami
sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.[15]
Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa
saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja
dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui
terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan
begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah
merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning.
Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan
suasana yang menyenangkanTeaching dan Learning merupakan model pembelajaran
yang sama-sama dikemas Bobbi De Porter yang diilhami dari konsep kepramukaan,
sugestopedia, dan belajar melalui berbuat.
1.
Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas,
berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola
Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
2.
Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan
berkesan. Pola Learning terangkum dalam konsep AMBAK yakni Apa Manfaatnya
Bagiku.
Jadi, Teaching
diperuntukkan guru dan Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum
sebagai pembelajar.[16]
Terdapatnya problematika dalam pengajaran
Pendidikan Agama Islam sehingga pemilihan metode yang tepat merupakan salah
satu alternatif pemecahannya. Serta dalam rangka menghasilkan lulusan
pendidikan islam yang terbina seluruh potensinya dan memiliki sikap percaya
diri, kreatif, inovatif, kritis, demokratis.[17] Quantum
Teaching merupakan metode pemnbelajaran yang menyenangkan serta menyertakan
segala dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala
keterkaitan, perbedaan, interaksi serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan
momentum dalam belajar.
Di samping itu, metode Quantum ini memiliki
kelebihan yakni menjadikan guru dan siswa lebih kreatif, meningkatkan rasa
percaya diri dan minat siswa, mengembangkan pola pikir, pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas tidak menjenuhkan, melatih rasa tanggung jawab dan
disiplin siswa serta melatih keberanian siswa.[18] Quantum Learning efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa bila
dibandingkan dengan metode ceramah. metode Quantum Learning sebagai salah satu
bentuk pencapaian kualitas belajar yang potensial, karena mampu menciptakan
belajar menjadi nyaman dan menyenangkan.
Quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah
menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif
dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi,
menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar
segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan
dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya
potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman
belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”[19] Oleh karena itu, metode Quantum Teaching &
Learning perlu digunakan dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Demi meningkatkan sarjana muslim yang lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pengertian quantum
learning & teaching
Quantum learning mengerahkan segenap usaha
untuk menemukan cara belajar paling efektif dan cepat. Jadi, dengan quantum
learning kita belajar cara belajar. Kita akan mendapatkan cara membaca cepat,
menghafal cepat dan menjadi kreatif sesuai dengan gaya kita masing-masing. Sedangkan Quantum Teaching adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam
rancangan, penyajian, dan fasilitas Supercamp yang diciptakan berdasarkan teori-teori
pendidikan seperti Accelerated Learning (Luzanov), Multiple
Intelligence (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Ginder dan
Bandler), Experiental Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative
Learning (Johnson and Johnson), dan Elemen of Effective Intruction
(Hunter).
2. Strategi Pembelajaran Quantum Teaching & Learning
Timbulnya berbagai permasalahan dalam setiap proses pembelajaran mendorong
beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan beberapa strategi pembelajaran,
salah satunya adalah strategi pembelajaran kuantum (Quantum Teaching).
Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang
memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran.
3.
Implementasi Quantum Teaching & Learning
a) Teknik-Teknik Quantum Teaching & Learning
Quantum Teaching menawarkan model-model
pembelajaran yang berprinsip memberdayakan potensi siswa dan kondisi di
sekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK, TANDUR, ARIAS dan PAKEM.
b) Model Quantum Teaching & Learning
Model pembelajaran Quantum teaching dan
learning dibagi atas dua kategori, yaitu konteks dan isi. Konteks meliputi (1)
lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, (4) rancangan. Sedangkan isi mencakup
masalah penyajian dan fasilitasai (mempermudah proses belajar).
4.
Perbedaan dan Manfaat Quantum Teaching dan Quantum Learning
Quantum Teaching dan
Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi
DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar
melalui berbuat. Quantum Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat
berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan
mengevaluasinya. Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Sementara itu,
Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan
berkesan. Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning
diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa
menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Nasih, Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholifah. 2009. Metode dan
Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT Refika Aditama
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajarkan. Jakarta : PT Bumi
Aksara
Nata, Abuddin. 2004. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif
Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Nggermanto, Agus.
Wena, Made. 2011. Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara
[1] Agus
nggermanto, Quantum Quotient cet, 6 (Bandung: Nuansa), 24.
[2] Abuddin Nata, Perspektif
Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), 231.
[4] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam
(Jakarta: Prenada Media, 2004), 41-44.
[5] Made Wena, Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 160-161
[6] Ibid.,
186-187.
[7] Ahmad Munjin
Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 120.
[8] Ibid., 121-122
[9] Ibid., 121-122
[10] Ibid., 122.
[12] Ibid., 126.
[13]Ahmad Munjin
Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 120-129.
[14]
Made Wena, Opcit, 163 - 164
[15] Tri
Mulyono, http://trimulyonoes.blogspot.com/2009/01/strategi-pembelajaran-quantum-teaching.html, diakses
tanggal 23September 2013.
[16]Ibid.
[17] Abuddin Nata,
Opcit, 44.
[18]Tri
Mulyono, http://trimulyonoes.blogspot.com/2009/01/strategi-pembelajaran-quantum-teaching.html, diakses
tanggal 23 September 2013.
[19] http://forumkuliah.wordpress.com/2009/02/05/quantum-learning/, diakses pada
tanggal 1 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar