Kamis, 14 November 2013

quantum teaching and learning



 BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran kuantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar.
Selama ini proses belajar tidak pernah merujuk atau mendasarkan kegiatannya pada cara-cara bekerjanya otak. Seseorang yang sedang belajar akan mengetahui bagaimana menyimpan apapun yang telah dipelajari secara awet. Atau dia akan tau bagaimana cara mengeluarkan kembali apa yang disimpannya tersebut.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep dasar serta alasan Quantum Teaching dan Learning digunakan sebagai model dan strategi pembelajaran ?
2.      Bagaimana strategi pembelajaran Quantum Teaching dan Learning ?
3.      Bagaimana implementasi pembelajaran Quantum Teaching dan Learning?
4.      Bagaimana perbedaan dan manfaat model pembelajaran Quantum Teaching dan Learning?



C.      Tujuan Pembelajaran
1.      Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar serta alasan dari model dan strategi pembelajaran Quantum Teaching dan Learning
2.      Untuk mengetahui bagaimana strategi dari model dan strategi pembelajaran Quantum Teaching dan Learning
3.      Untuk mengetahui bagaimana implementasi dari model dan strategi pembelajaran Quantum Teaching dan Learning
4.      Untuk mengetahui apa perbedaan dan manfaat dari model pembelajaran Quantum Teaching dan Learning













BAB II
PEMBAHASAN
A.      Konsep Dasar dan Alasan Quantum Teaching dan Learning
Cara paling mudah untuk memahami istilah quantum adalah dengan menelusuri sejarah lahirnya istilah ini. Quantum learning diperkenalkan oleh Bobby Deporter. Quantum learning mengungkapkan bahwa setiap orang sebenarnya memiliki potensi otak yang sama besar dengan Einstein. Tinggal bagaimana mengolahnya. Menurut quantum learning, terdapat tiga tipe modalitas belajar manusia yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestesial. Bila seseorang mampu mengenali tipe belajarnya dan melakukan pembelajaran yang sesuai maka belajar akan terasa sangat menyenangkan dan memberikan hasil yang optimal. Pembelajaran dapat dilakukan di berbagai tempat dan tidak harus mengambil bentuk kelas di sekolah.
Quantum learning mengerahkan segenap usaha untuk menemukan cara belajar paling efektif dan cepat. Jadi, dengan quantum learning kita belajar cara belajar. Kita akan mendaptkan cara membaca cepat, menghafal cepat dan menjadi kreatif sesuai dengan gaya kita masing-masing.[1] Sedangkan Quantum Teaching adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas Supercamp yang diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Luzanov), Multiple Intelligence (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Ginder dan Bandler), Experiental Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson and Johnson), dan Elemen of Effective Intruction (Hunter).[2]
Selain itu, Quantum Teaching juga dapat diartikan sebagai pendekatan pengajaran untuk membimbing peserta didik agar mau belajar. Menjadikan sebagai kegiatan yang dibutuhkan peserta didik. Di samping itu untuk memotivasi, menginspirasi dan membimbing guru agar lebih efektif dan sukses dalam mengasup pembelajaran sehingga lebih menarik dan menyenangkan. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi lompatan kemampuan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan.[3]
Pembelajaran kuantum bersandar pada suatu konsep yaitu bawalah dunia siswa ke dunia guru dan antarkan dunia guru ke dunia siswa. Ini dapat berarti bahwa langkah pertama seorang guru adalah memahami atau memasuki dunia siswa. Tindakan ini akan memberi peluang/izin pada guru untuk memimpin, menuntun dan memudahkan kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar.  Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengaitkan apa yang akan diajarkan guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan, setelah kaitan itu terbentuk maka siswa dapat dibawa ke dunia guru dan memberi siswa pemahaman tentang isi pembelajaran. Pada tahap ini rincian isi pembelajaran dijabarkan.
Secara eksplisit dalam ilmu pendidikan Islam belum dijumpai rumusan teori pengajaran yang mirip dengan Quantum Teaching. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat Ilmu Pendidikan Islam terlambat perkembangannya dibandingkan dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya seperti fiqh, ilmu kalam, tafsir, hadits dan sebagainya.
Quantum Teaching juga memiliki lima atau kebenaran tetap. Serupa dengan asas utama, sebagaimana disebutkan di atas, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Prinsip tersebut ada lima, yaitu:
No
Prinsip
Penerapan dikelas
1
Segalanya berbicara
Semua yang ada di lingkungan kelas baik didalam maupun diluar kelas semuanya mengirimkan pesan tentang pembelajaran
Dalam hal ini guru dituntut untuk mampu merancang/mendesai segala aspek yang ada dilingkungan kelas (guru, media pembelajara dan siswa) maupun diluar kelas (guru lain, kebun sekolah, kantin sekolah dll) sebagai sumber belajar bagi siswa
2
Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam proses belajar mengajar mempunyai tujuan
Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam proses beajar mengajar harus memiliki tujuan. Dan tujuan tersebut harus dijelaskan kepada siswa.
3
Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari
Mempelajari segala sesuatu dalam proses belajar mengajar harus dilakukan dengan cara memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa ataupun memberikan informasi sedikit tentang apa yang akan dipeljari. Dengan begitu siswa dapat mengambil kesimpulan sendiri. Guru harus mampu merancang pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan penelitian sendiri dan berhasil menyimpulkan. Dalam hal ini guru harus menciptakan simulasi konsep agar siswa memperoleh pengelaman.
4
Akui setiap usaha
Siswa patut mendapatkan pengakuan atas prestasi dankepercayan dirinya
Guru harus mampu memberi penghargaan / pengakuan pada setiap usaha siswa. Jika usaha siswa jelas salah, guru harus mampu memberi pengakuan/penghargaan walaupun usaha siswa salah dan seacara perlahan membetulkan jawaban siswa yang salah. Jangan mematikan semangat siswa untuk belajar.
5
Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Perayaan dapat memberi umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi positif dengan belajar
Dalam hal ini guru harus memiliki strategi untuk memberi umpan balik positif yang dapat mendorong semangat belajar siswa. Berilah umpan balik positif pada setiap usaha siswa, baik secara berkelompok maupun secara individu.

Kelima prinsip yang terdapat dalam Quantum Teaching ini terdapat pula dalam ajaran Islam. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, bahwa prinsip segala sesuatu itu berbicara sebagimana yang terdapt dalam Quantum Teaching juga ada dalam Islam. Menurut Islam bahwa segala sesuatu memiliki jiwa atau personalitas.
Kedua, bahwa prinsip yang ada dalam Quantum Teaching, yaitu bahwa segalanya bertujuan adalah juga ada dalam ajaran Islam. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang artinya: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali-Imran, 3: 191). Atas dasar ini, maka seluruh ciptaan Tuhan harus digunakan sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan.
Ketiga, bahwa prinsip memberikan pengalaman sebelum pemberian nama sebagaimana terdapat dalam Quantum Teaching, juga sejalan dengan prinsip yang adadalam ajaran Islam.
Keempat, bahwa prinsip yang terdapat dalam Quantum Teaching yaitu akui setiap usaha juga sesuai dengan prinsip yang  terdapat dalam ajaran Islam. Di dalam ajaran Islam terdapat predikat yang diberikan kepada seseorang yang didasarkan pada usahanya.
Kelima, bahwa prinsip rayakan jika layak dirayakan sebagaimana terdapat dalam Quantum Teaching juga terdapat dalam ajaran Islam. Selanjutnya langkah-langkah dalam Quantum Teaching yang mampu menggairahkan suasana belajar mengajar yang terdapat dalam istilah Tandur sebagaimana telah dijelaskan di atas juga sejalan dengan ajaran Islam. [4]
Dengan diterapkannya prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang terdapat dalam Quantum Teaching ini, maka suasana belajar akan terlihat dinamis, demokratis, menggairahkan dan menyenangkan anak didik, sehingga mereka dapat bertahan berlama-lama dalam ruangan tanpa mengenal lelah atau bosan.
B.       Strategi Pembelajaran Quantum Teaching & Learning
Timbulnya berbagai permasalahan dalam setiap proses prembelajaran mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan beberapa strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran kuantum (Quantum Teaching). Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran kuantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar.[5]
Quantum Learning berakar dari upaya Dr. George Lozanov seorang pendidik kebangsaan Bulgariayang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai suggestolory atau suggestopodia. Prinsipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif.
Teknik untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan prestasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti.
Istilah lain yang hampir dapat dipertukarkan dengan suggestology adalah pemercepat belajar, adalah memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal. Dan dibarengi kegembiraan Quantum Learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi.
Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan aliran pengertian antara siswa dan guru. Quantum Learning menggabungkan suggestology, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori keyakinan, termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti:
a.         Teori otak kanan/ kiri;
b.         Pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik)
c.         Teori kecerdasan ganda
d.        Pendidikan holistik
e.         Belajar berdasarkan pengalaman
f.          Belajar dengan simbol
g.         Simulasi/ permainan.[6]




C.      Implementasi Quantum Teaching & Learning
1.         Teknik-Teknik Quantum Teaching & Learning
Quantum Teaching menawarkan model-model pembelajaran yang berprinsip memberdayakan potensi siswa dan kondisi di sekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK dan TANDUR.
a.         Teknik AMBAK
AMBAK adalah suatu teknik penting dalam Quantum Teaching. AMBAK merupakan singkatan dari APA MANFAAT BAGIKU. Teknik ini menekankan bagaimana sedapat mungkin bisa menghadirkan perasaan dalam diri siswa bahwa apa yang mereka pelajari akan memberikan manfaat yang besar. Secara terperinci teknik AMBAK bisa dijelaskan sebagai berikut:[7]
1)        Apa yang dipelajari
Dalam pelajaran akhlak tentang akhlak terpuji misalnya, guru hanya menetapkan prinsip dari akhlaq-akhlaq tersebut, anak didiklah yang menentukan berbagai tema pelajaran sebagai contohnya. Misalnya, mereka di bawah ke sebuah pasar lalu dibiakan mengamati segala interaksi yang ada di pasar, baik antara penjual dan pembeli maupun para pengunjung yang ada di pasar.
2)        Manfaat
Kadang guru lupa menjelaskn manfaat yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan. Contohnya, pelajaran tenteng berwudlu. Guru tidak hanya menjelaskan syarat sah dan rukun wudlu, tetapi lebih dari itu guru harus bisa menjelaskan kepada siswa apa hikmah yang bisa diambil dari berwudlu. Intinya guru harus mendorong siswa bisa memahami sesuatu situasinya yang sebenarnya (insight), sehingga siswa tertantang untuk mempelajari semua hal dengan lebih mendalam.
3)        Bagiku
Manfaat apa yang akan saya dapat di kemudian hari dengan mempelajari ini semua. Misalnya, pelajaran bersuci dengan tayammum. Mungkin bagi siswa yang berada di daerah dengan paskoan air melimpah, mungkin pelajaran tayammum tidak banyak memberikan arti. dalam kondisi ini, guru harus bisa menjelaskan kepada siswa bahwa suatu ketika model bersuci dengan tayammum pasti akan bermanfaat, terlebih ketika dalam suatu perjalanan tidak menemukan air atau ketika sakit yang tidak diperkenankan terkena air.
Teknik AMBAK dia atas, meneunjukkan kepada kita betapa Quantum Teaching lebih menekankan pada pembelajaran yang sarat makna dan sistem nilai yang bisa dikotribusikan kelak saat anak dewasa nanti.

b.        Teknik TANDUR
Teknik pembelajaran Quantum Teaching yang lain yang dapat digunakan adalah teknik TANDUR, yakni:
1)        Tumbuhkan
Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya Bagiku” dan manfaatkan kehidupan siswa. Dengan demikian, seorang guru tidak hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga fasilitator, mediator, dan motivator. Dalam MP PAI, misalnya guru harus bisa menjelaskan kepada siswa akan pentingnya belajar PAI. Di samping itu guru juga harus memotivasi siswa bahwa belajar agama dapat menunjang perbaikan pribadi pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
2)        Alam
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Artinya, bagaimana guru bisa mengahadirkan suasana alamiah yang tidk membedakan antara yang satu dengan yang lain. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan masing-masing siswa berbeda, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi guru mendahulukan yang lebih pandai dari yang kurang pandai. Semua siswa harus mendapat perlakuan yang sama.
3)        Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi terlebih dahulu terhadap sesuatu yang akan diberikan kepada siswa. Guru sedapat mungkin memberikan pengantar terhadap materi yang hendak disampaikan. Hal ini dimaksudkan agar ada informasi pendahuluan yang bisa diterima oleh siswa. selain itu, guru diharapkan juga bis amembuat kata kunci terhadap hal-hal yang dianggap sulit. Dengan kata lain, guru harus bisa membuat sesuatu yang sulit menjadi sesuatu yang mudah. [8]
4)        Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Sering kali dijumpai ada siswa yang mempunyai beragam kemampuan, akan tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk menunjukkannya. Dalam kondisi ini, para guru harus tanggap dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk unjuk rasa dan memberikan motivasi agar berani menunjukkan karya-karya mereka kepada orang lain.


5)        Ulangi
Tunjukkan kepada siswa bagaimana cara mengulangi materi secara efektif. Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa mengingat materi yang disampaikan guru dengan mudah.
6)        Rayakan
Keberhasilan dan prestasi yang diraih siswa, sekecil apapun, harus diberi apresiasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab. Perayaan akan mengajarkan kepada mereka mengenai motivasi hakiki tanpa “insentif”. Siswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekedar mencapai nilai tertentu. Hal ini untuk menummbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada gilirannya akan melahirkan kepercayaan diri untuk berprestasi lebih baik lagi.[9]

c.         Teknik ARIAS
Pembelajaran dengan teknik ARIAS terdiri dari lima komponen (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu-kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Deskripsi singkat masing-masing komponen dan beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk membangkkitkan dan menngkatkannya kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.[10]
1)        Assurance (percaya diri)
Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus-menerus. Sikap percaya diri, yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal.
2)        Relevance
Yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan sekarang atau yang akan datang. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan anatara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali.
3)        Interest
Adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Dalam kegiatan pembelajaran minat/perhatian  tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memerhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Minat/perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hsil belajar siswa.
4)        Assessment
Yaitu yang berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan siswa. Bagi guru evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi.[11]
5)        Satifaction
Yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Sisa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya.

d.        Teknik PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertnyakan, dan mengemukakan gagasan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.[12]
Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut: siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1)        Memahami sifat yang dimiliki anak
2)        Mengenal anak secara perorangan
3)        Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4)        Mengembangkan segala kemampuan siswa
5)        Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6)        Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7)        Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8)        Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.[13]
2.         Model Quantum Teaching & Learning
Model pembelajaran Quantum teaching dan learning dibagi atas dua kategori, yaitu konteks dan isi. Konteks meliputi (1) lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, (4) rancangan. Sedangkan isi mencakup masalah penyajian dan fasilitasai (mempermudah proses belajar).
Dalam konteks, guru dituntut harus mampu mengubah: (1) suasana yang memberdayakan untuk kegiatan PBM, (2) landasan yang kukuh untuk kegiatan PBM, (3) lingkungan yang mendukung PBM dan (4) rancangan pembelajaran yang dinamis. Sedangkan dalam isi guru dituntut untuk mampu menerapkan keterampilan penyampaian isi pembelajaran dan srtategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggungjawab atas apa yang dipelajarinya.[14]

No
Model konteks
Penerapan dalam kelas
1
Lingkungan
Hal ini terkait dengan penataan ruang klas seperti penataan meja kursi belajar, pencahayaan, penataan media pembelajaran, gambar / poster pada dinding kelas, tanaman dikelas, penataan alat bantu mengajar (media audiovisual). Semua yang ada di dalam kelas harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan merangsang suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif. Rasio jumlah siswa dengan luas ruangan belajar harus seimbang. Jika dalam suatu ruangan siswa terlalu banyak maka sulit menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
2
Suasana
Hal ini terkait dengan suasana batin siswa saat belajar. Lingkungan fisik kelas yang menyenangkan belum tentu bisa menumbuhkan dan merangkan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang menyenagkan dengan berbagai cara seperti bersikap simpatik, ramah, raut wajah yang penuh kasih saying, humoris, suara yang lembut tetapi jelas dan sebaginya.
3
Landasan
Merupakan kerangka kerja yang harus disepakati bersama oleh guru dan murid. Landasan ini mencakup:
1.        Tujuan yang sama
2.        Prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang sama
3.        Keyakinan kuat mengenai belajar dan mengajar
4.        Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan yang jelas.
4
Rancangan
Hal ini terkait kemampuan guru untuk mampu menumbuhkan dan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Menumbuhkan dan meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan berbagai media (visual, audio, kinestik) dalam pembelajaran.


D.      Perbedaan dan Manfaat Quantum Teaching dan Quantum Learning
Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Quantum Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Sementara itu, Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru,  tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.
Dalam Quantum Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam Quantum Teaching, tidak ada siswa yang bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.[15]
Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkanTeaching dan Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi De Porter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat.

1.         Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
2.         Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Pola Learning terangkum dalam konsep AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku.
Jadi, Teaching diperuntukkan guru dan Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar.[16]
Terdapatnya problematika dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam sehingga pemilihan metode yang tepat merupakan salah satu alternatif pemecahannya. Serta dalam rangka menghasilkan lulusan pendidikan islam yang terbina seluruh potensinya dan memiliki sikap percaya diri, kreatif, inovatif, kritis, demokratis.[17] Quantum Teaching merupakan metode pemnbelajaran yang menyenangkan serta menyertakan segala dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala keterkaitan, perbedaan, interaksi serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan momentum dalam belajar.
Di samping itu, metode Quantum ini memiliki kelebihan yakni menjadikan guru dan siswa lebih kreatif, meningkatkan rasa percaya diri dan minat siswa, mengembangkan pola pikir, pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas tidak menjenuhkan, melatih rasa tanggung jawab dan disiplin siswa serta melatih keberanian siswa.[18] Quantum Learning efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan metode ceramah. metode Quantum Learning sebagai salah satu bentuk pencapaian kualitas belajar yang potensial, karena mampu menciptakan belajar menjadi nyaman dan menyenangkan.
Quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”[19] Oleh karena itu, metode Quantum Teaching & Learning perlu digunakan dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Demi meningkatkan sarjana muslim yang lebih baik.























BAB III
KESIMPULAN
1.    Pengertian quantum learning & teaching
Quantum learning mengerahkan segenap usaha untuk menemukan cara belajar paling efektif dan cepat. Jadi, dengan quantum learning kita belajar cara belajar. Kita akan mendapatkan cara membaca cepat, menghafal cepat dan menjadi kreatif sesuai dengan gaya kita masing-masing. Sedangkan Quantum Teaching adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas Supercamp yang diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Luzanov), Multiple Intelligence (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Ginder dan Bandler), Experiental Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson and Johnson), dan Elemen of Effective Intruction (Hunter).
2.    Strategi Pembelajaran Quantum Teaching & Learning
Timbulnya berbagai permasalahan dalam setiap proses pembelajaran mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan beberapa strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran kuantum (Quantum Teaching). Pembelajaran quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran.
3.    Implementasi Quantum Teaching & Learning
a)    Teknik-Teknik Quantum Teaching & Learning
Quantum Teaching menawarkan model-model pembelajaran yang berprinsip memberdayakan potensi siswa dan kondisi di sekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK, TANDUR, ARIAS dan PAKEM.
b)   Model Quantum Teaching & Learning
Model pembelajaran Quantum teaching dan learning dibagi atas dua kategori, yaitu konteks dan isi. Konteks meliputi (1) lingkungan, (2) suasana, (3) landasan, (4) rancangan. Sedangkan isi mencakup masalah penyajian dan fasilitasai (mempermudah proses belajar).

4.    Perbedaan dan Manfaat Quantum Teaching dan Quantum Learning
Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan, sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Quantum Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Quantum Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Sementara itu, Quantum Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan berkesan. Jadi, Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru,  tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.













DAFTAR PUSTAKA

Nasih, Ahmad Munjin dan Lilik Nur Kholifah. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung : PT Refika Aditama
Nasution, S. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajarkan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Nata, Abuddin. 2004. Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media
Nata, Abuddin. 2009.  Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta  : Kencana Prenada Media Group
Nggermanto, Agus.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara



[1] Agus nggermanto, Quantum Quotient cet, 6 (Bandung: Nuansa), 24.
[2] Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 231.
[3] S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajarkan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1995), 35.
[4] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media, 2004), 41-44.
[5] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 160-161
[6] Ibid., 186-187.
[7] Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 120.
[8] Ibid., 121-122
[9] Ibid., 121-122
[10] Ibid., 122.
          [11] Ibid., 124-125.
[12] Ibid., 126.
[13]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 120-129.
[14] Made Wena, Opcit, 163 - 164
          [15] Tri Mulyono, http://trimulyonoes.blogspot.com/2009/01/strategi-pembelajaran-quantum-teaching.html, diakses tanggal 23September 2013.
[16]Ibid.
[17] Abuddin Nata, Opcit, 44.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar