BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan
belajar termasuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), sangat erat dengan
muatan psikologis. Dengan kata lain, banyak aspek psikologis dalam proses
pembelajaran yang harus dipahami oleh seorang pendidik demi tercapainya tujuan
pendidikan. Mengabaikan aspek-aspek psikologis dalam pembelajaran akan
berakibat kegagalan. Untuk dapat memahami berbagai aspek psikologis dalam
pembelajaran, termasuk pembelajaran PAI, guru harus memahami berbagai konsep
psikologi, khususnya psikologi belajar.
Telah
disebutkan di atas bahwa belajar dan mengajar merupakan konsep yang bermuatan
psikologis. Islam melalui surat Al-Alaq dan Al-Muddatsir telah meletakkan
dasar-dasar konsep psikologi bagi kehidupan manusia, khususnya dalam aktivitas
belajar mengajar, terlebih khusus lagi pembelajaran PAI. Konsep dalam kedua
ayat tersebut merupakan konsep ideal. Oleh karena itu wajarlah bila teori dan
konsep psikologi pendidikan di dasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Banyak hal yang
perlu dikuasai oleh seorang pendidik, bukan hanya hal-hal yang kasat mata dan
lahiriah, tetapi juga harus menguasai hal-hal yang bersifat batiniah. Misalnya
memahami perasaan, keinginan, jalan pikiran, dan emosi siswa, yang kesemuanya
tercakup dalam ranah psikologi. Tanpa keahlian tersebut, pendidik tidak akan
mampu memaksimalkan potensi siswa. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
mengenai psikologi khususnya psikologi pembelajaran PAI.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
makna dari Psikologi Pembelajaran PAI ?
2.
Bagaimana
konsep dasar mengenai Psikologi Pembelajaran PAI ?
3.
Bagaimana
peran dan urgensi Psikologi Pembelajaran
PAI ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
dan memahami makna dari Psikologi Pembelajaran PAI.
2.
Mengetahui
dan memahami mengenai konsep dasar Psikologi Pembelajaran PAI
3.
Mengetahui
dan memahami peran, dan urgensi Psikologi Pembelajaran PAI.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Makna Psikologi Pembelajaran PAI
1.
Pengertian Psikologi dan sejarah singkatnya
Secara bahasa, kata Psikologi berasal dari Bahasa Inggris psychology.
Kata ini diadopsi dari Bahasa Yunani yang berakar dari dua kata yaitu psyche
yang berarti jiwa atau roh, dan logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi dapat diartikan sebagai ilmu jiwa atau
ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan.
Beberapa ahli memberikan pendapat mengenai arti psikologi. RS.
Woodworth berkata “Psychology can be
defined as the science of the activities of the individual” (Woodworth,
1955:3). Ngalim Purwanto (1996:12) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia. Tingkah laku disini meliputi segala kegiatan
yang tampak maupun yang tidak tampak, yang dilakukan secara sadar atau tidak
sadar. Sedang Sarwono (1976) mendefinisikan psikologi dalam tiga definisi. Pertama,
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan. Kedua,
psikologi adalah ilmu yang mempelajari hakikat manusia. Ketiga,
psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup
terhadap lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Pada dasarnya, psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan diri
organisme, baik manusia maupun hewan. Psikologi berhubungan dengan penyelidikan
mengenai bagaimana dan mengapa organisme-organisme itu berbuat atau melakukan
sesuatu. Akan tetapi secara lebih spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan
dengan kehidupan organisme manusia. Dalam hubungan ini, psikologi didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan
cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana manusia berpikir dan
berperasaan.
Awalnya psikologi digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk
memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka
ragam makhluk hidup. Sebelum menjadi disiplin ilmu yang otonom, psikologi
termasuk dalam pembahasan filsafat. Namun kemudian psikologi melepaskan diri
dari filsafat dan menjadi disiplin ilmu yang otonom pada tahun 1879 saat
William Wund (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi di Jerman.
Sebagai suatu disiplin ilmu yang telah berdiri sendiri, psikologi
telah banyak dipergunakan dan diimplementasikan dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti pendidikan, pengajaran, ekonomi, perdagangan, industri,
hukum, politik, militer, sosial, kepemimpinan, pelatihan dan agama. Penggunaan
dan implementasi disiplin ilmu psikologi dalam bidang-bidang kehidupan di atas,
kemudian timbul berbagai cabang psikologi yang mengkaji tingkah laku manusia
dalam situasi yang lebih khusus, baik untuk tujuan teoritis maupun praktis. Salah satu cabang
psikologi yang mengkaji suatu obyek secara khusus adalah psikologi belajar
(Psikologi Belajar PAI).
2.
Pengertian Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara etimologis belajar
memiliki arti "berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman". Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia berdasarkan
pengalaman dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang
sedikit kemudian bertambah.
Hilgard sebagaimana dikutip Wina Sanjaya menulis bahwa “Learning is the process by wich an activity originates or changed through
training producers (wether in the laboratory or in the natural enviorenment)”. Bagi Hilgard, belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku peserta didik melalui kegiatan
berupa pelatihan baik di laboratorium maupun di lingkungan yang alamiah. Hal
ini dimaksudkan bahwa dari manapun sumber perubahan itu asalkan melaui
pelatihan maupun pengalaman dapat dikatakan sebagai kegiatan belajar, dan yang
penting untuk proses perubahan tingkah laku ini ditimbulkan sebagai akibat
adanya interaksi dengan lingkungan sekitar.
Surya (1997:9) menyatakan bahwa belajar ialah
suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Relevan dengan Surya, Slameto (1991:2) dan Ali
(1987:14) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar itu sendiri merupakan suatu upaya membelajarkan atau suatu
upaya mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar. Di dalam proses
pembelajaran terkandung dua aktivitas sekaligus, yaitu aktivitas mengajar
(guru) dan aktivitas belajar (siswa). Proses pembelajaran merupakan proses
interaksi, yaitu antara guru dan siswa dan antara siswa dan siswa. Proses
pembelajaran merupakan situasi psikologis, dimana banyak ditemukan aspek-aspek
psikologis dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki
pemahaman tentang psikologi guna memecahkan berbagi persoalan psikologis yang
muncul dalam proses pembelajaran.
3.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Salah
satu hal terpenting dalam kebudayaan Islam adalah Pendidikan. Karena melalui
proses pendidikan semua nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan disalurkan
dari satu generasi ke generasi berikunya. Dalam kaitannya dengan Pendidikan Islam,
Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan nilai-nilai dan ajaran Islam
untuk membetuk manusia yang taqwa baik dalam berfikir, bertindak, dan
berperilaku.
Adapun Pendidikan Agama Islam sendiri menurut Hasan Langgulung merupakan
suatu proses atau segala macam aktivitas yang berusaha membimbing dan memberi
suatu tauladan ideal yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi serta
mempersiapkan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Dalam hal ini Hasan Langgulung
lebih memberikan gambaran yang jelas tentang arah dari pendidikan Islam
tersebut yaitu mempersiapkan individu dalam menempuh kehidupan di dunia dan
akhirat. definisi lain menyebutkan “Pendidikan Islam diartikan sebagai
rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup seseorang yang berupa
kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan
dalam kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial serta
dalam hubungannya dengan alam sekitarnya dimana ia hidup. Proses tersebut
senantiasa berada dalam nilai-nilai yang melahirkan norma-norma syariah
dan akhlaq al-karimah.
Ada pula yang memberikan pengertian bahwa Pendidikan Islam adalah usaha
mengubah tingkah laku dalam kehidupan, baik individu atau bermasyarakat serta
berinteraksi dengan alam sekitar melalui proses kependidikan berlandaskan
Islam.
Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan
Agama Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Dengan kata lain, Beliau mengatakan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama
Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Sedangkan
menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui
ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya
secara menyeluruh, serta menjadi ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun kelak di
akhirat.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan
rohani berdasarkan hukum-hukum Islam agar terbentuknya kepribadian Islam.
Dengan bimbingan tersebut anak dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh. Hal itu dilakukan demi keselamatan di
dunia dan akhirat.
Merujuk pada pengertian psikologi
diatas dalam pengertian yang lebih luas, psikologi belajar PAI dapat dimaknai
dengan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji atau mempelajari tingkah laku
individu (manusia), didalam usaha mengubah tingkah lakunya yang dilandasi oleh
nilai-nilai ajaran islam dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
Secara lebih sempit psikologi
belajar PAI dapat dimaknai sebagai suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku
individu (siswa) dalam usaha mengubah tingkah lakunya yang dilandasi oleh
nilai-nilai ajaran Islam melalui proses pembelajaran PAI.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat
di pahami bahwa psikologi belajar PAI pada dasarnya mencurahkan perhatiannya
pada perilaku (perbuatan-perbuatan) ataupun tindak tanduk orang-orang yang
melakukan kegiatan belajar dan mengajar atau orang-orang yang terlibat langsung
dalam prosess pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PAI.
B.
Konsep Dasar Psikologi Pembelajaran PAI
1.
Teori-teori Belajar
a.
Teori
Belajar Behavioristik
Menurut pandangan ini, belajar adalah perubahan tingkah laku,
dengan cara seseorang berbuat pada situasi tertentu. Yang dimaksud tingkah laku
disini ialah tingkah laku yang dapat diamati ( berfikir dan emosi tidak menjadi
perhatian dalam pandangan ini, karena tidak dapat diamati secara langsung.
Diantara keyakinan prinsipil yang terdapat dalam pandangan ini ialah anak lahir
tanpa warisan kecerdasan, bakat, perasaan, dan warisan abstrak lainnya. Semua
kecakapan timbul setelah manusia melakukan kontak dengan lingkungan. (J.B.
Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner)
b.
Teori
Belajar Kognitif
Belajar adalah proses internal mental manusia yang tidak dapat
diamati secara langasung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk
bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu, perubahan dalam tingkah
laku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal dan tak dapat diukur tanpa
dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental. (aspek-aspek yang tidak dapat
diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreatifitas, harapan
dan pikiran). (Jean Piaget, Robert Glaser, John Anderson, Jerome Bruner, dan
David Ausubel)
c.
Teori
Belajar Humanistik
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat
memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya
secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk
mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab
personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan.
Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima)
dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu:
1)
Keberadaan
manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen,
2)
Manusia memiliki
keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya,
3)
Manusia memiliki
kesadaran akan dirinya dalam
mengadakan hubungan dengan orang lain,
4)
Manusia memiliki
pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihan-pilihanya, dan
5)
Manusia memiliki
kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas.
2.
Ruang lingkup Psikologi Belajar PAI
Psikologi belajar sebagai disiplin
ilmu yang merupakan cabang psikologi, yang kajiannya dikhususkan pada masalah
belajar, maka psikologi belajar memiliki ruang lingkup di sekitar masalah
belajar. Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat
dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar, dan
situasi belajar.
Pokok bahasan mengenai belajar :
Teori-teori belajar; Prinsip-prinsip belajar; Hakikat belajar; Jenis-jenis
belajar; Aktivitas-aktivitas belajar; Teknik belajar efektif; Karakteristik
perubahan hasil belajar; Manifestasi perilaku belajar; dan Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar.
Pokok bahasan mengenai proses
belajar : Tahapan perbuatan belajar; Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi
selama belajar; Pengaruh pengalaman belajar terhadap perilaku individu;
pengaruh motivasi terhadap perilaku belajar;
Signifikasi perbedaan individual dalam kecepatan memproses kesan dari
keterbatasan individu dalam belajar; dan Masalah proses lupa dan kemampuan
individu memproses perolehannya melalui transfer belajar.
Pokok bahasan mengenai situasi
belajar : Suasana dan keadaan lingkungan fisik, non -fisik, sosial dan
non-sosial.
3. Tujuan
Psikologi Belajar
Selanjutnya
psikologi belajar juga bertujuan memberikan solusi atau perbaikan atas masalah
yang di hadapi murid dalam belajar, sehingga murid tidak kesulitan dalam menerima
transfer ilmu dari guru dan melakukan pembelajaran dengan menyenangkan.
4.
Metode-metode dalam Psikologi Pembelajaran PAI
Ada beberapa metode riset yang sudah
lazim digunakan dalam psikologi, yaitu sebagai berikut :
1) Metode Eksperimen
Metode
eksperimen adalah untuk mengetes keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku
manusia dalam situasi atau kondisi tertentu. Dengan kata lain, eksperimen
dilakukan dengan anggapan bahwa semua situasi atau kondisi dapat dikontrol
dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari observasi yang dikontrol. Melalui
usaha eksperimen demi eksperimen, kemudian kebenaran-kebenaran psikologis yang
semula didasarkan atas terkaan, pemikiran dan perenungan, kini didasarkan atas
percobaan-percobaan.
Untuk
mendukung pelaksanaan eksperimen, paling tidak menggunakan dua kelompok yang
diperbandingkan. Kelompok pertama sebagai kelompok “kontrol,” dan kelompok
kedua sebagai kelompok “eksperimen”. Fungsi kelompok kontrol adalah untuk
mengecek pengaruh dari faktor eksperimen atau variable independent; dan
kelompok kontrol tersebut sedapat mungkin diusahakan sama dengan kelompok
eksperimen.
Lewat
metode eksperimen banyak aspek belajar dapat diteliti dengan baik, yang
hasilnya dapat disumbangkan bagi kelancaran proses interaksi edukatif di kelas.
Misalnya meneliti tentang keefektifan komparatif dari metode-metode mengajar
yang berbeda (seperti metode diskusi versus metode ceramah) untuk mempelajari
informasi yang factual.
2) Metode Observasi
Metode
observasi adalah metode untuk mempelajari gejala kejiwaan melalui pengamatan
dengan sengaja, teliti, sistematis. Metode observasi terbagi menjadi dua : pertama,
metode introspeksi yaitu metode untuk mempelajari gejala-gejala kejiwaan
dengan jalan meninjau gejala-gejala jiwa sendiri secara sengaja, teliti, dan
sistematis. Kedua, metode ekstrospeksi yaitu metode untuk mempelajari
gejala-gejala kejiwaan dengan jalan mempelajari peristiwa-peristiwa jiwa orang
lain dengan sistematis. Atau metode yang dilakukan dengan sengaja oleh satu
atau lebih dari seorang.
Melalui
penerapan metode ini laporan-laporan yang ditulis akan dapat menghasilkan
informal yang objektif, lebih-lebih yang dilakukan oleh orang yang terlatih,
terampil, dan yang berpengalaman. Studi observasi telah banyak dilakukan
terhadap hubungan sosial yang diperlihatkan oleh anak-anak pada taman
kanak-kanak dan dalam situasi permainan bebas.
3) Metode Genetik
Metode
ini juga disebut metode perkembangan, merupakan teknik observasi yang digunakan
masa pertumbuhan mental dan fisik anak dan juga hubungannnya dengan anak-anak
lain dan orang-orang dewasa, yakni perkembangan sosialnya, kemudian dicatat
dengan cermat. Pendekatannya bisa menempuh satu atau dua pendekatan sekaligus,
yaitu pendekatan horizontal dan vertikal.
Pendekatan horizontal digunakan untuk memperoleh data. Misalnya,
mengenai pertumbuhan kecerdasan, gerak, dan perasaan anak sejak lahir sampai
masa tertentu. Sedangkan pendekatan vertikal digunakan untuk individu atau
sekompok individu sejak lahir sejak lahir dan seterusnya.
4) Metode Riwayat Hidup atau Klinis
Metode
riwayat hidup adalah metode untuk menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dengan
jalan mengumpulkan riwayat hidup sebanyak-banyaknya, baik yang ditulis sendiri
maupun yang ditulis olah orang lain.
Lewat
metode ini biasanya penerapannya terbatas untuk mencoba memecahkan
kesulitan-kesulitan belajar yag benar-benar dihadapi pelajari. Tujuannya untuk
mendiagnosis.
Metode
riwayat hidup memasukkan riwayat hidup masa lalu, status, dan keadaannya yang
sekarang dari seorang individu, yang kemudian dapat digunakan oleh konselor
untuk memberikan perbaikan. Oleh karena itu, studi kasus yang disusun dengan
hati-hati, sudah tentu akan memasukkan
data mengenai latar belakang keluarga dan sosial, kesehatan jasmani dan perkembangan
emosi, serta pengalaman pendidikannya. Termasuk pula minat, hobi, emosi, dan
kegiatan individu di masa sekarang, yang semuanya relevan dengan masalah yang
hendak dipecahkan. Data dimaksud bisa diperoleh lewat wawancara atau angket.
Kemudian haruslah dianalisis yang diarahkan kepada diagnosis dan perbaikan.
5) Metode Tes
Tes
adalah suatu alat yang di dalamnya berisi sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab atau perintah-perintah yang dikerjakan, untuk mendapatkan
gambaran-gambaran tentang kejiwaan seseorang atau kelompok.
Tes
merupakan instrumen riset yang penting dalam psikologi masa sekarang. Ia
digunakan untuk mengukur semua jenis kemampuan, minat, bakat, prestasi, sikap,
dan ciri kepribadian. Pada pokoknya suatu tes mengemukakan suatu situasi yang
seragama pada sekolompok orang yang berbeda-beda pada aspek-apke yang yang
relevan dengan situasi tersebut.
Itulah
metode-metode yang digunakan dalam psikologi belajar untuk meniliti dan
menelaah permasalahan yang terjadi dalam belajar. namun, masih banyak
metode-metode lainnya. Metode-metode tersebut digunakan mencari permasalahan
dan memberikan perbaikan agar terjadi proses pembelajaran yang baik dan sebagai
timbal balik antara masalah dengan solusi. Metode-metode tersebut masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga tidak ada yang paling diunggulkan
dari metode tersebut. Metode tersebut akan baik jika disesuai dengan apa yang
ingin diteliti.
5.
Prinsip-prinsip Psikologi Pembelajaran PAI
Proses pembelajaran dalam pendidikan
Islam selalu memperhatikan perbedaan individu peserta didik serta menghormati
harkat, martabat dan kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan menetapkan
pendiriannya, sehingga bagi murid belajar merupakan hal yang menyenangkan dan
mendorong perkembangan kepribadiannya secara optimal.
Adapun prinsip-prinsip dalam
pembelajaran PAI adalah sebagai berikut :
1) Perbedaan minat, dan perhatian.
Menurut
Crow dan Crow, minat merupakan sebagai kekuatan pendorong yang
menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, atau kepada
aktifitas-aktifitas tertentu. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran kalau bahan
pelajaran diambil dari pusat-pusat minat murid, dengan sendirinya perhatian
spontan akan timbul sehingga belajar akan berlangsung dengan baik.
Sedangkan
perhatian salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi
dalam proses pembelajaran. Kondisi ini dapat terbentuk melalui dua hal
yaitu pertama, yang timbul secara
instrinsik dan yang kedua, melalui bahan pelajaran.
2) Perbedaan cara belajar
Cara belajar anak didikk dapat
dikategorikan ke dalam empat cara, yaitu : (1) Cara belajar somatic, adalah
yang lebih menekankan pada aspek gerak tubuh atau belajar dengan melakukan, (2)
Cara belajar auditif, adalah cara belajar yang lebih menekankan pada aspek
pendengaran, (3) Cara belajar visual, adlah cara belajar yang lebih menekankan
pada aspek gambar atau penglihatan, (4) Cara belajar intelektual, adalah cara
belajar yang lebih menekankan pada aspek penalaran atau logika.
3) Perbedaan kecerdasan
Peserta didik mempunyai kecerdasan
yang berbeda. Kecerdasan yang dimaksud adalah : kecerdasan linguistik,
logis-matematis, spasial, musikal, kinestetis-jasmani, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Agar semua kecerdasan dapat dikembangkan maka
proses pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan
setiap potensi kecerdasan yang dimiliki peserta didik tersebut berkembang
dengan baik. Dalam pendidikan Islam
diutamakkan adalah kecerdasan spritual dan emosional.
4) Belajar dengan melakukan
Pendidikan modern menekankan pada
kegiatan anak dalam proses pembelajaran. Anak aktif mencari sendiri dan bekerja
sendiri. Dengan demikian anak akan lebih bertanggungjawab dan berani mengmabil
keputusan sehingga pengertian mengenai suatu persoalan benar-benar mereka
pahami dengan baik.
Dalam pendidikan Islam, misalnya,
pada pelajaran ibadah sholat, sifat, anak yang suka bergerak perlu dipergunakan
baik-baik dengan dramatisasi, dramaswisata ke tempat peribadahan, bersama-sama
membersihkan tempat sholat dan lain-lain.
5) Mengembangkan kemampuan sosial
Kegiatan pembelajaran tidak hanya
mengoptimalkan kemampuan individual secaa internal, melainkan juga mengasah
kemampuan peserta didik untuk membangun hubungan dengan pihak lain. Melalui
interaksi dengan teman atau dengan guru.
Seperti, diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan.
6) Mengembangkan keingintahuan
Setiap manusia tidak akan pernah
diam manakala berhadapan dengan hal-hal yang baru. Manusia bersifat peka,
kritis, dan kreatif terhadap yang baru, dan berusahan mempelajarinya sampai
semua itu terjawab dan jawabannya menjadi puas. Kebutuhan rasa ingin tahu
itulah mendorong manusia untuk mempelajari segala sesuatu dalam hidupnya. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara Tanya jawab, diskusi, musyawarah dan lain-lain.
7) Mengembangkan keterampilan pemecahan
masalah
Peserta
didik perlu dilatih untuk memecahkan masalah agar ia berhasil dalam
kehidupannya. Hal ini dengan cara berdiskusi.
8) Mengembangkan kemampuan menggunakan
ilmu dan teknologi
Peserta didik perlu mengenal penggunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi sejak dini. Supaya anak tidak asing dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, oleh karena itu guru hendaknya mengaitkan
materi yang disampaikan dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa dalam psikologi belajar atau dalam pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip
dalam pembelajaran yaitu (1) Perbedaan minat, dan perhatian. Yaitu peserta
didik memiliki perbedaan dalam minat dan perhatian, (2) Perbedaan cara belajar.
Yaitu setiap anak memiliki perbedaan dalam hal cara belajarnya, seperti cara
belajar somatik (gerak tubuh), auditif (pendengaran), visual (penglihatan), dan
intelektual (logika), (3) Perbedaan keceradasan. Yaitu setiap anak memiliki
perbedaan dalam kecerdasan. Seperti cerdas dalam hal perhitungan, olahraga,
alam, musik, dan lain-lain, (4) Belajar dengan melakukan. Yaitu mengajak anak
untuk aktif dalam pembelajaran dan mandiri. Misalnya melaksanakan sholat,
melakukan pembersihan tempat sholat, berwuduk dan lain-lain, (5) Mengembangkan
kemampuan sosial. Yaitu dalam pembelajaran guru harus mencari cara agar anak
dapat berinteraksi dengan teman dan gurunya melalui diskusi dan Tanya jawab, (6)
Mengembangkan keingintahuan. Yaitu guru harus mengembangkan rasa ingin tahu
anak terhadap ilmu melalui diskusi, Tanya jawab, study tour dan sebagainya, (7)
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Yaitu guru harus melatih anak
didiknya untuk memecahkan masalah agar dia mampu memecahkan masalah dalam
kehidupannya, (8) Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi. Yaitu
guru perlu mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak seperti
internet, radio, televise dan sebagainya.
C.
Peran dan Urgensi Psikologi Pembelajaran PAI
Bagi
seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat penting memahami
psikologi belajar. kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan
agama Islam, sarat dengan muatan psikologis. mengabaikan aspek – aspek
psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan, sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Beberapa peran penting psikologi dalam proses
pembelajaran adalah :
1.
Memahami
siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,
motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain
2.
Memahami
prinsip – prinsip dan teori pembelajaran
3.
Memilih
metode – metode pembelajaran dan pengajaran
4.
Menetapkan
tujuan pembelajaran dan pengajaran
5.
Menciptakan
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
6.
Memilih
dan menetapkan isi pengajaran
7.
Membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
8.
Memilih
alat Bantu pembelajaran dan pengajaran
9.
Menilai
hasil pembelajaran dan pengajaran
10.
Memahami
dan mengembangkan kepribadian dsan profesi guru
11.
Membimbing
perkembangan siswa
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa antara proses perkembangan
dengan proses belajar mengajar memiliki keterkaitan. Sehubungan dengan ini,
setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses dan perkembangan
manusia, khususnya siswa. Pengetahuan mengenai proses dan perkembangan dan
segala aspeknya itu sangat bermanfaat, antara lain :
1.
Guru
dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada siswa
dengan pendekatan yang relefan denga tingakat perkembangannya
2.
Guru
dapat mengantisipasi kemungkinan – kemungkinan timbulnya kesulitan belajar
siswa tertentu
3.
Guru
dapat memertimbangkan waktu yang tepat dlam memulai aktifitas proses belajar
mengajar bidang studi tertentu
4.
Guru
dapat menemukan dan menetapkan tujuan – tujuan pengajaran sesuai dengan
kemampuan psikologisnya
Dari beberapa
peranan psikologi belajar di atas, dapat kita khususkan sebagai berikut :
1.
Psikologi
belajar memiliki peranan penting dalam membantu mempersiapkan guru atau calon
guru yang professional
2.
Pengetahuan
tentang psikologi belajar diharapkan mampu membantu memecahkan permasalahan
siswa dalam belajar
3.
Pengetahuan
tentang psikologi belajar memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan
komunikasi kepada anak didik
4.
Pengetahuan
tentang psikologi belajar membantu mencipatakan suasana edukatif dan efektif
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Makna
Psikologi Pembelajaran PAI
Secara bahasa, kata Psikologi berasal dari Bahasa Inggris psychology.
Kata ini diadopsi dari Bahasa Yunani yang berakar dari dua kata yaitu psyche
yang berarti jiwa atau roh, dan logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah
psikologi dapat diartikan sebagai ilmu jiwa atau
ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Sedangkan secara istilah
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Pendidikan
Agama Islam adalah usaha mengubah tingkah laku dalam kehidupan, baik individu
atau bermasyarakat serta berinteraksi dengan alam sekitar melalui proses
kependidikan berlandaskan Islam.
Merujuk
pada pengertian psikologi diatas dalam pengertian yang lebih luas, psikologi
belajar PAI dapat dimaknai dengan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji atau
mempelajari tingkah laku individu (manusia), didalam usaha mengubah tingkah
lakunya yang dilandasi oleh nilai-nilai ajaran islam dalam kehidupan pribadinya
atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses
pendidikan.
Secara
lebih sempit psikologi belajar PAI dapat dimaknai sebagai suatu ilmu yang
mempelajari tingkah laku individu (siswa) dalam usaha mengubah tingkah lakunya
yang dilandasi oleh nilai-nilai ajaran Islam melalui proses pembelajaran PAI.
2. Konsep dasar Psikologi Pembelajaran
PAI
a. Teori-teori Belajar
b. Ruang lingkup Psikologi Pembelajaran
PAI
c. Tujuan Psikologi Pembelajaran PAI
d. Metode-metode dalam Psikologi
Pembelajaran PAI
e. Prinsip-prinsip Psikologi
Pembelajaran PAI
3. Peran dan Urgensi Psikologi
Pembelajaran PAI
Beberapa peran
penting psikologi dalam proses pembelajaran adalah :
a. Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat,
kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan
lain-lain
b.
Memahami
prinsip – prinsip dan teori pembelajaran
c.
Memilih
metode – metode pembelajaran dan pengajaran
d.
Menetapkan
tujuan pembelajaran dan pengajaran
e.
Menciptakan
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
f.
Memilih
dan menetapkan isi pengajaran
g.
Membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
h.
Memilih
alat Bantu pembelajaran dan pengajaran
i.
Menilai
hasil pembelajaran dan pengajaran
j.
Memahami
dan mengembangkan kepribadian dsan profesi guru
k.
Membimbing
perkembangan siswa
Adapun Urgensi
Psikologi Pembelajaran PAI :
a.
Guru
dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada siswa
dengan pendekatan yang relefan denga tingakat perkembangannya
b.
Guru
dapat menemukan dan menetapkan tujuan – tujuan pengajaran sesuai dengan
kemampuan psikologisnya
c.
Psikologi
belajar memiliki peranan penting dalam membantu mempersiapkan guru atau calon
guru yang professional
d.
Pengetahuan
tentang psikologi belajar diharapkan mampu membantu memecahkan permasalahan
siswa dalam belajar
e.
Pengetahuan
tentang psikologi belajar memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan
komunikasi kepada anak didik
f.
Pengetahuan
tentang psikologi belajar membantu mencipatakan suasana edukatif dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Marimba D. 1986.
Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Ma’arif.
Arifin,
A. 2004. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.
Djamarah, Saiful Bahri. 2008. Psikologi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Ramayulis. 2009. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta
: Kalam Mulia.
Sarwono,
S.A. 1976. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Bulan Bintang.
Surya,
M. Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran. Bandung: Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan IKIP Bandung.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali
Grafindo Persada.
Tim Studi Islam
IAIN Sunan Ampel. 2010. Pengantar Studi Islam. Surabaya: SUNAN
AMPEL PRESS.
Zuhdiyah. 2009. Pendidikan Agama Islam. Palembang :
Universitas PGRI.
Marimba D. Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Al-Ma’arif
: Jakarta, 1986), 23.
Zuhdiyah, Pendidikan Agama Islam (Palembang :
Universitas PGRI, 2009), 6-7.
Muhibbin
Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2010), 65.
Ramayulis,
Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), 95-103.